Sumber Daya Manusia di Daerah Lahan Rawa / Danau (Bangkau)

Sumber Daya Manusia

Kondisi sumber daya manusia di lahan rawa antara lain dicirikan oleh:
  1. kerapatan penduduk yang rendah;
  2. mobilitas yang terbatas, sehubungan dengan terbatasnya sarana transportasi;
  3. kuatnya ikatan hukum adat dalam penguasaan sumber daya alam;
  4. belum terlihatnya diferensiasi kerja dalam sistem produksi;
  5. tingginya ketergantungan pendapatan dari sektor pertanian, khususnya hasil eksploitasi subsektor kehutanan;
  6. rendahnya tingkat pendidikan; dan
  7. besarnya peranan Kepala Suku dan pimpinan informal dalam kehidupan sehari-hari.
Peningkatan pemanfaatan sumber daya lahan rawa, kelihatannya harus dikaitkan
dengan upaya pemukiman penduduk (transmigrasi). Dalam hubungan ini masalah
baru akan muncul berupa ketidakserasian adat-istiadat dan kemampuan teknologi
yang dikuasai dengan kondisi sumber daya yang ada. Sehubungan dengan itu untuk
meningkatkan keberhasilan pemanfaatan lahan rawa perlu dilakukan:
  1. Pengenalan kondisi lingkungan lahan rawa baik dari segi fisik sosial maupun ekonomik melalui berbagai kurikulum pengajaran di SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) dan PT (Perguruan Tinggi).
  2. Pemberian latihan penyuluhan dan bimbingan baik terhadap calon pemukim maupun penduduk lokal tentang berbagai teknologi tersedia dan adapted untuk lahan rawa.
  3. Verifikasi dan pengembangan teknologi spesifik lokasi masing-masing ekosistem lahan rawa.
  4. Melaksanakan kursus bagi petani bagaimana cara menghitung pembiayaan usahatani guna mendorong petani memanfaatkan pendapatan rasional.
  5. Memberikan contoh teknologi yang bisa dilihat dan dirasakan oleh petani langsung seperti bagaimana menentukan pergiliran tanaman, varietasvarietas yang adaptif, pemupukan serta cara pengendalian hama penyakit.
Suatu wilayah yang ditempati kelompok masyarakat secara turun temurun
menghasilkan kegiatan, budaya atau adat-istiadat dan norma. Masyarakat pada
umumnya terintegrasi di atas dasar kata sepakat para anggotanya akan nilai-nilai
kemasyarakatan tertentu. Keadaan tersebut merupakan kesepakatan umum yang
memiliki daya mengatasi perbedaan-perbedaan pendapat dan kepentingan
diantara para anggota masyarakat. Masyarakat dapat dilihat sebagai suatu sistem
sosial yang memiliki hubungan pengaruh mempengaruhi diantara anggotaanggotanya
yang bersifat timbal balik. Sebagai suatu sistem sosial yang memiliki
norma yang mengikat anggota-anggotanya cenderung selalu bergerak secara
dinamis menanggapi perubahan-perubahan yang dating dari luar maupun dari dalam.
Dinamika proses sistem sosial kadang-kadang menimbulkan disfungsi, keteganganketegangan,
penyimpangan-penyimpangan oleh adanya pengaruh luar maupun dari
dalam. Biasanya keadaan tersebut pada akhirnya dalam jangka panjang dapat
teratasi oleh masyarakat tersebut melalui penyesuaian-penyesuaian. Perubahanperubahan
di dalam sistem sosial pada umumnya terjadi secara gradual melalui
penyesuaian dan tidak secara revolusional yang akan diikuti oleh perubahan sosial
di dalam masyarakat tersebut. Perubahan sosial dapat terjadi karena adanya
proses interaksi sosial yang terus-menerus antara anggota masyarakat maupun
warga masyarakat pendatang. Pada dasarnya perubahan-perubahan sosial timbul
atau terjadi melalui 3 macam kemungkinan:
  1. Penyesuaian-penyesuaian yang dilakukan oleh sistem sosial terhadapperubahan-perubahan yang dating dari luar
  2. Pertumbuhan melalui proses diferensiasi structural dan fungsional
  3. Penemuan-penemuan baru oleh anggota masyarakat
Perubahan sosial merupakan gejala yang selalu melekat di dalam setiap
masyarakat dan biasanya diikuti adanya konflik, karena konflik juga selalu melekat
di dalam setiap masyarakat. Perubahan sosial sering terjadi terutama adanya
pengaruh-pengaruh dari luar. Pengaruh luar yang masuk ke dalam suatu lingkungan
masyarakat suatu wilayah misalnya:
  1. Masuknya suatu teknologi baru melalui suatu program paket teknologi
  2. Masuknya informasi budaya luar yang menimbulkan perubahan perilaku masyarakat misal model pakaian bagian-bagian tertentu pada wanita, biasanya akan menimbulkan konflik di dalam masyarakat karena adanya proses penyesuaian-penyesuaian.
  3. Ada investasi suatu usaha industri atau agroindustri yang datang dari luar wilayah tersebut
  4. Penemuan-penemuan baru oleh kelompok masyarakat itu sendiri di dalam lingkungan masyarakat menimbulkan perubahan sosial
Suatu kegiatan usaha yang berbentuk investasi baru atau usaha pengembangan
suatu usaha yang sedang berjalan perlu memperhatikan aspek-aspek sosial,
norma-norma sosial yang ada di dalam masyarakat agar tidak menimbulkan
perubahan sosial yang berkembang menjadi konflik sosial. Karena konflik sosial
yang datangnya oleh adanya perubahan sosial, mungkin tidak menguntungkan bagi
kelanjutan usaha tersebut. Karena itu kondisi sosial suatu wilayah sebelum adanya
suatu proyek perlu diketahui yang mungkin dapat berpengaruh terhadap proyek
yang akan dilaksanakan. Kondisi sosial yang perlu diketahui antara lain:
  • Tingkat pendidikan masyarakat
  • Tingkat kesejahteraan masyarakat
  • Mata pencaharian masyarakat
  • Tingkat pengangguran
  • Kondisi komunikasi dan transportasi
  • Aktivitas lembaga sosial/lembaga swadaya masyarakat
Seluruh aspek sosial di atas harus dianalisis secara tajam dan akurat agar aspek
sosial tersebut kalau terjadi perubahan karena adanya proyek diharapkan dapat
menjadi dukungan yang positif bagi proyek. Atau aspek sosial tersebut mampu
menjadi salah satu faktor pendukung bagi kelanjutan proyek yang akan
dilaksanakan.


Aspek sosial juga perlu dikaji, diprediksi dan dianalisis sejauhmana dampaknya
dari suatu proyek, perubahan apa yang mungkin terjadi sebagai akibat adanya
proyek. Perubahan-perubahan sosial yang mungkin terjadi yang perlu dianalisis seperti:
  1. Intensitas komunikasi masyarakat meningkat
  2. Wilayah menjadi lebih rawan
  3. Adanya kesempatan kerja
  4. Peningkatan kesejahteraan
Dampak lain yang perlu dianalisis misalnya:
  1. Konflik kepentingan antara kelompok masyarakat pendatang dan pribumi
  2. Timbulnya kecemburuan sosial dari masyarakat satu dengan lainnya
  3. Timbulnya kesenjangan sosial
Dampak proyek terhadap masyarakat dan lingkungan perlu diamati secara cermat.
Data yang diperlukan bisa kuantitatif maupun kualitatif. Data kuantitatif misalnya
upah rata-rata minimum tenaga kerja, jumlah tenaga kerja yang dapat terserapdi
wilayah tersebut berdasarkan kebutuhan proyek. Persentase jumlah pengangguran
yang dapat diturunkan dengan adanya proyek tersebut. Sedangkan data kualitatif
yang dibutuhkan antara lain jenis pekerjaan yang ada di masyarakat yang
dibutuhkan proyek, sikap/persepsi dan harapan masyarakat terhadap proyek.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda dapat memberikan komentar dan saran terhadap tulisan di blog ini untuk pembealajaran dan perbaikan dalam penulisan selanjutnya.

Translate:

Powered By google

Kontributor

   
Add to Technorati Favorites